Wajah Pembunuhan Ibu dan Anak di Subang Disebar

Pembunuhan Ibu dan Anak di Subang Disebar

Gerbangindonesia.org – Polisi merilis sketsa paras yang diduga pelaku pembunuhan Tuti Suhartini dan Amelia Mustika Ratu di Kabupaten Subang, Jawa Barat

Sketsa paras itu apalagi diyakini bisa jadi pembuka tabir yang menyelimuti persoalan pembunuhan sadis tersebut. Terlebih, hampir lima bulan semenjak ditemukan tewas tanpa busana di bagasi mobil Alphard, pembunuh ibu dan anak gadisnya tersebut tak kunjung terungkap.

Rohman Hidayat, kuasa hukum Yosef Hidayat, suami yang juga ayah korban mengatakan bahwa hadirnya sketsa paras itu jadi pertanda besar bahwa masalah ini bakal langsung terungkap.

“Justru sekarang fokusnya adalah sketsa wajah yang sudah dirilis Polda Jabar, mirip siapa? apakah Pa Yosep atau Pak Yoris tahu tidak, di lingkungan sekolah, keluarga, apakah ada tidak yang mirip dengan sketsa wajah itu, itu fokusnya hari ini,” tutur Rohman lewat sambungan telephone.

Menurutnya, berasal dari sketsa paras yang telah dirilis Polda Jabar perlihatkan tampak belakang dan kanan terduga pelaku, dia lebih-lebih meyakini bahwa polisi sebenarnya udah mengantongi tampak depan atau paras pelaku.

“Saya meyakini, kalau misalnya tampak belakang dan samping sudah ada, bukan tidak mungkin tampak depan sudah ada. Kan namanya juga sketsa wajah, yang namanya sketsa wajah kan tampak depan, kiri, dan kanan,” jelasnya.

Ditambahkannya, untuk menetapkan tersangka, polisi tak kudu lagi melacak orang-orang di luar saksi yang udah diperiksa. Dia juga meyakini, berasal dari keseluruhan 69 saksi yang sudah diperiksa, tentu ada yang mempunyai kemiripan dengan sketsa paras itu.

“Mungkin polisi tidak perlu mencari jauh-jauh, dari 69 saksi masa sih tidak ada yang mirip, cuma perlu digali saja, sketsa itu kan berdasarkan keterangan saksi. Tinggal digali lagi saja,” tegasnya.

Sejalan semakin mengerucutnya masalah pembunuhan sadis ini, Yoris Raja Amanullah yang merupakan anak sekaligus kakak kandung korban kini pecah kongsi dengan keponakan korban, Muhammad Ramdanu alias Danu.

Rohman melanjutkan, sesudah sempat berseberangan dengan Yosep, Yoris kini justru bergabung dengan Yosep. Menurutnya, bergabungnya Yoris dengan pihaknya bukan tanpa alasan. Alasan yang paling fundamental, kata Rohman, Yoris mencurigai bahwa Danu lah sebagai pembunuh sadis tersebut.

“Saat di TKP, anjing pelacak sempat menggigit Danu hingga tiga kali, lalu keterangan Danu banyak berubah-ubah. Bahkan, Danu tidak mau menandatangani BAP dengan alasan keterangan yang disampaikan hanya karangan belaka, itu yang membuat penyidik kesal, Danu itu banyak mengarang cerita,” bebernya.

“Dari situlah Yoris memiliki kecurigaan, ada apa dengan Danu? kalau tidak terlibat kenapa berubah ubah? Itu lah yang menjadi pertimbangan Yoris bergabung dengan kita karena dia tidak mau dikelompokan dengan Danu karena tentu apa yang terjadi pada Danu akan berdampak pada Yoris,” sambungnya.

Dengan semakin mengerucutnya persoalan pembunuhan ini ditambah hadirnya sketsa paras yang dirilis Polda Jabar, Rohman utamakan bahwa persoalan pembunuhan ini tidak ada kaitannya dengan asumsi rebutan pengelolaan dana BOS yayasan sekolah yang dikelola oleh korban dan Yosep.

Lebih-lebih, Rohman meyakinkan bahwa di dalam proses penyidikan, tidak ada lagi pertanyaan penyidik yang mengarah pada pengelolaan dana BOS itu. Tak hanya tersebut, semenjak awal mencuatnya masalah sampai pas ini, asumsi bahwa persoalan pembunuhan ini mengenai dengan pengelolaan dana BOS tidak terbukti.

“Sama sekali tidak ada kaitannya, itu sempat disebutkan di awal pada saat Yoris dan Danu masih bergabung saat itu. Pada saat itu, Yosep masih sendirian atau berdua dengan Bu Mimin (istri kedua) dan dana itu tidak terbukti sampai saat ini,” katanya.

“Bahkan saat Pak Yosep dan Yoris bergabung saat ini juga tidak terbukti. Justru saat ini mereka sedang berupaya untuk kembali membuka operasional sekolah karena sudah lama berhenti beroperasi, agar bantuan pemerintah juga bisa turun lagi,” katanya.

Sebelumnya diberitakan, Polda Jabar terus berupaya mengungkap tabir sekaligus pelaku pembunuhan Tuti Suhartini dan Amelia Mustika Ratu di Kabupaten Subang.

Diketahui, semenjak jasad ibu dan anak gadisnya tersebut ditemukan di bagasi mobil Alphard di dalam suasana telanjang, Rabu (18/8/2021) lalu, moment itu sampai kini masih diselimuti rahasia.

Tapi, Polda Jabar mulai perlihatkan titik cerah perihal pengungkapan masalah itu. Berdasarkan keterangan saksi potensial, Ditreskrimum Polda Jabar sudah mengantongi sketsa paras yang diduga kuat pelaku pembunuhan sadis tersebut.

“Kami sudah melakukan langkah memeriksa saksi potensial dan mendapatkan sketsa wajah dari terduga yang potensial dalam kasus tersebut. Sketsa wajah ini hasil dari tim Inafis Bareskrim,” ungkap Dirreskrimum Polda Jabar, Kombes Pol Ke Yani Sudarto didalam aktivitas Rilis Akhir Year Polda Jabar di Mapolda Jabar, Jalan Soekarno-Hatta, Kota Bandung, Rabu (29/12/2021).

Yani pun perlihatkan salinan sketsa paras yang diduga kuat pelaku pembunuhan kepada puluhan awak media yang hadir didalam aktivitas itu. Meski keterangan yang tertera di dalam salinan sketsa tidak memahami, tapi terlihat bahwa pelaku merupakan seorang pemuda memakai kemeja planel hitam dan putih.

Lebih lanjut Yani mengatakan, semenjak moment pembunuhan tersebut terungkap, pihaknya sudah melaksanakan olah daerah kejadian perkara (Tkp) sampai lima kali, otopsi dua kali, sampai memeriksa 69 saksi.

“69 saksi yang diperiksa 15 di antaranya dari keluarga, 11 saksi yang saat itu melintas di TKP, 32 saksi untuk menentukan alibi, sedangkan 11 saksi lain tidak berhubungan dengan peristiwa, tapi diambil keterangannya,” bebernya.

Tidak sekedar tersebut, pihaknya pun udah jalankan tujuh inspeksi saksi pakar, analisa kabar teknologi (It), terhitung analisa kamera pengawas (Cctv) sebanyak 40-50 CCTV yang terpasang di jalan sepanjang 50 kilometer.