Saat Sedang Sakitpun, Masih Tetap Harus Berjualan, demi Bertahan Hidup Setelah Suaminya Meninggal

Reporter: Arifin

Kupang | Gerbang Indonesia – Berbekal adanya informasi yang menyebut adanya seorang warga asli Jawa asal Kota Malang yang suaminya telah meninggal beberapa bulan yang lalu yaitu Alm Bpk Didik, meninggal karena sakit dan meninggalkan seorang istri bernama Ibu Mega Ica Sari,(46th) beserta seorang anak lelaki semata wayang yang kini tinggal di kawasan Kelurahan Penkase Kecamatan Alak Kota Kupang.Beberapa anggota Ikatan Arema Kupang, yang terdiri dari Sugiono Alak, Purbo Sari, Sugiono Pohon duri dan Arifin, mendatangi kediaman Mega pada Minggu,(26/12/2021).

Keterangan foto: Ibu Mega Ica Sari Jilbab ungu, saat dikunjungi di rumahnya
Keterangan foto: Ibu Mega Ica Sari Jilbab ungu, saat dikunjungi di rumahnya

Walaupun ditengah cuaca Hujan angin disertai badai, namun tak menyurutkan niat dari kelima orang tersebut untuk menjenguk Mega dirumahnya.

Hal ini karena memang begitu eratnya rasa solidaritas dan empati terhadap khabar Sakitnya Mega. Tiba dikediaman mega rumah yang berada pas disamping kali tersebut nampak sepi tak ada siapa-siapa, setelah berulang kali mengetok akhirnya Purbo memberanikan diri membuka pintu rumah tersebut.

Ternyata Mega ada terbaring lemah dikamarnya dalam keadaan sakit, kondisinya memperihatinkan dengan tubuh kurus bak tulang yang hanya terbalut kulit, dengan sisa tenaganya Mega dibantu untuk bangkit dan beranjak dari kamarnya.

” Yah beginilah kondisi saya Pak, sekujur tubuh menjadi lemah, waktu ke Rumah Sakit Angkatan Laut katanya saya menderita Diabetes. Ini sudah agak mendingan sudah bisa bangun, kemarin kemarin saya tidak bisa bangun makan harus dihaluskan dan minum juga ditetes saja ke mulut. ” Ungkap Mega mengisahkan apa yang dialaminya.

Keterangan foto: Ibu Mega Ica Sari sekarang kurus akibat penyakit Diabetes yang dideritanya
Keterangan foto: Ibu Mega Ica Sari sekarang kurus akibat penyakit Diabetes yang dideritanya

” Untuk bertahan dan mencukupi kebutuhan hidup sehari-hari, saya berjualan rempeyek pak, ” kata Mega dengan mata berkaca-kaca, teringat akan mendiang Alm Suaminya yang dulu selalu menemaninya namun kini telah pergi menghadap Tuhan untuk selamanya.

” Saya harus tetap kuat dan berjuang untuk tetap hidup karena saya ingat anak saya, bagaimana nanti kalau Ayahnya telah meninggal, lalu saya juga pergi, bagaimana nasibnya nanti karena dia tidak punya siapa-siapa. ” Jelas Mega dengan suara yang mulai parau karena menahan beban yang begitu menyesakkan dadanya.

Setelah bercerita selama beberapa saat Beberapa orang anggota Ikatan Arema inipun berpamitan, namun sebelum pergi, Sugiono Pohon duri masih sempat memberikan penguatan bahwa nanti dia akan mengusahakan agar berikutnya nama Mega masuk dalam daftar penerima Manfaat Santunan Baksos dari Kontak Kerukunan Sosial (K2S) Ikatan Keluarga Jawa di Kupang.

Juga akan di diskusikan dengan Pengurus Ikatan Arema Kupang.

” Ya tidak ada maksud untuk merendahkan namun kami akan usahakan agar bisa menjadi salah satu keluarga penerima manfaat dari Bidang Sosial K2S, jadi jangan berpikiran yang tidak-tidak, ini merupakan bentuk kepedulian dari K2S dan Ikatan Arema Kupang, ” ungkap Sugiono yang kebetulan merupakan Ketua Bidang Sosial di K2S dan Penasehat di Ikatan Arema Kupang NTT.

Sekedar untuk diketahui dari yang disampaikan Mega kepada tim dari media GI dirinya mendapatkan hasil dari berjualan Rempeyek itu hanya berkisar Rata-rata 60 ribu per hari.(Arifin)