Rumah Warga Yang Tertimpa Robohnya Dinding Pembatas Perumahan Belum Juga di Ganti Rugi, Pemerintah Jangan Tutup Mata

Reporter: Ed

Labuhanbatu | Gerbang Indonesia – Robohnya dinding pembatas Perumahan, dilingkungan Kampung Baru Rantau Prapat, Kabupaten Labuhanbatu, yang menimpa rumah warga sekitar, hingga kini belum juga menuai titik terang untuk segera dilakukan penggantian kerugian masyarakat terdampak. Diduga Pemerintah setempat tutup mata akan kejadian tersebut dan menimbulkan kerugian yang dialami warga yang rumahnya tertimpa robohnya pagar tersebut.

Awak media yang terjun kelokasi melihat langsung kondisi rumah warga yang menjadi korban robohnya dinding pembatas tersebut, melihat jelas bagian dapur rumah warga hancur akibat terkena reruntuhan dinding pembatas.

“Kejadian ini sudah terjadi sekitar 2 bulan yang lalu, namun sampai detik ini belum ada niat baik dari pihak terkait untuk membayar ganti rugi dapur rumah saya yang hancur”, ujar Ibu Karmin. Selasa 23/11/2021.

“Saya sangat mengharapkan sikap kooperatif dari pihak terkait, dari Perumahan Bumi Putera slot gacor untuk segera mengganti kerugian yang saya alami”, ungkapnya.

Mengingat Ibu Karmin adalah seorang janda yang ditinggal suami cerai mati, dan sekarang menjadi tulang punggung untuk membiayai kehidupan anak – anak anaknya, harapannya semoga Pemerintah setempat tidak tutup mata dan segera membantunya.

“Waktu itu saya hanya mendengar langsung suara yang cukup keras, beberapa detik lalu saya bergegas keluar rumah dan tepatnya dilokasi kejadian, saya melihat dapur rumah ibu karmin sudah roboh tertimbun dinding pembatas dari Perumahan Bumi Mutiara Asri dengan Perumahan Puri Indah Lingkungan Kampung Baru, Kelurahan Kartini”, ucap warga.

“Tapi untuk biaya ganti rugi dengan korban, saya kurang tahu dan saya kira sudah ada ganti rugi, mengingat kejadian sudah 2 bulan berlalu”, ungkapnya.

Menanggapi keluhan warga yang menjadi korban reruntuhan, awak media mencoba menelusuri dan menemui kepling perumahan bumi putra dan hasil yang didapat yang bersangkutan sulit dimintai keterangan, dan kesannya beliau selalu menghindar jika dipertanyakan soal itu. Dari keterangan beberapa warga yang tidak mau disebutkan identitasnya, ternyata si kepling sudah pernah menawarkan nominal uang sebesar Rp 2.000.000(dua juta rupiah). Namun, ditolak korban dengan alasan jumlah tersebut sangat tidak cukup untuk memperbaiki bangunan bagian dapurnya kembali.

Sejauh info yang didapat dari pemerintah setempat dikantor Kelurahan Kartini belum ada kata mufakat antara kedua belah pihak, yaitu pihak korban dengan pihak terkait masih akan tetap diarahkan jalur damai. Dan sampai kini Lurah Kartini belum bisa ditemui dikarnakan kesibukan masing masing, dan semoga saja ada solusi baik dari kedua pihak. (Ed).