Polemik Kartu Pembayaran Tiket Non Tunai, Sudahkah Masyarakat Siap

Reporter: Arifin

Kupang | Gerbang Indonesia – Jaman sekarang memang semua sudah serba digital, masyarakat perlahan mulai di perkenalkan dengan system’ Pembayaran non tunai, atau pembayaran digital. Mulai dari belanja makan di restoran atau Reservasi layanan kamar Hotel. Tak terkecuali juga para pengguna angkutan barang dan jasa, termasuk para pengguna moda transportasi Laut, (24/11/2021).

Foto: Loket kedua tempat pengambilan tiket bagi calon penumpang yang hendak berlayar (Arifin)
Foto: Loket kedua tempat pengambilan tiket bagi calon penumpang yang hendak berlayar (Arifin)

Termasuk yang dapat dijumpai di Pelabuhan Fery Bolok yang terletak di Kabupaten Kupang. Kartu yang mirip kartu ATM tersebut sudah berlaku sebagai salah satu model pembayaran untuk para calon penumpang yang hendak menyeberang menggunakan jasa kapal penyeberangan ASDP.

Namun rupanya hal ini belum sepenuhnya diketahui oleh masyarakat, khususnya para pelaku penyeberangan. Saat tim media GI mencoba turun langsung ke lokasi pelabuhan, banyak diantara para calon penumpang yang masih bingung dengan diberlakukannya sistem baru ini. Mereka tidak bisa berbuat banyak dalam menyikapi ini semua.

” Kami cuma butuh ingin menyeberang Pak, yang kami tahu dulu kami cuma cukup antri diloket bwa uang beli tiket, tapi sekarang semakin ribet” ungkap salah satu calon penumpang tujuan Alor – Kalabahi.

” Iya Pak apalagi semenjak adanya Covid, kami harus keluar biaya Rapid test antigen lagi, sekarang masih ditambah harus beli kartu ini lagi ” ungkap calon penumpang lainnya, seraya menunjukkan kartu yang baru saja dibelinya.

Dari sekian banyaknya keluhan masyarakat ini menunjukkan bahwa untuk saat ini bisa jadi masyarakat belum siap dengan adanya penerapan pembayaran model baru ini.

Bahkan beberapa waktu yang lalu ada juga beberapa media yang menulis tentang hal ini, begitu juga banyak keresahan dan keluhan masyarakat pengguna transportasi laut dari pelabuhan Bolok ini menulis di media sosial. Itu semua adalah gambaran kekecewaan masyarakat terutama mereka yang bingung dan diduga merasa dibodohi dengan sistem ini.

Sementara itu tim media GI sempat bertemu dengan salah satu mitra kerja ASDP Kupang. Jhon Lopo, saat ditemui menjelaskan bahwa sebenarnya maksud dan tujuan dari kartu ini baik, salah satu cara memutus rantai birokrasi dan untuk lebih efisien.

” Jadi kalau dari kami maksudnya adalah ini supaya para calon penumpang lebih nyaman, karena hanya cukup beli kartu satu kali dipake selamanya selanjutnya tinggal Top Up di Bank yang ditunjuk kerjasama ” jelas Jhon.

Masih menurut Jhon, sebenarnya ini hanya karena mungkin masyarakat yang dari daerah lain yang kebetulan belum ada program ini, mereka bingung karena tidak mendapatkan Sosialisasi.

Sementara itu hingga berita ini ditulis, belum ada keterangan resmi dari pihak menejemen ASDP cabang Kupang, berulang kali saat tim berusaha mendatangi kantor untuk bertemu dengan pihak berwenang di ASDP selalu dihalangi oleh security dengan alasan rapat dan lain – lain. (Arifin)