Pola keadilan dan Strategi Kepemimpinan Kepala Desa Kebagusan

Reporter: Eko B Art

Pemalang | Gerbang Indonesia – Ditemui ditempat kerjanya pada waktu sesaat setelah selesai jam istirahat siang di Balai desa Kebagusan. Beliau adalah Kepala desa Kebagusan Bapak Imam Widodo, Rabu 13 Oktober 2021.

Pada saat kami diberi kesempatan untuk bertemu beliau, kami meminta wawancara ditempat ruang kerjanya, kami bertanya tentang pola kepemimpinan beliau dari awal waktu beliau dilantik sebagai kepala desa.

Beliau mengatakan” saya dilantik desember tahun 2018, Alhamdulilah saya bisa langsung melaksanakan visi dasar kami yaitu pelayanan perlakuan hak yang sama terhadap semua kelompok masyarakat, terlebih di desa Kebagusan ada tiga kelompok besar masyarakat keagamaan yaitu Nahdhatul ulama, Muhammadiyah dan Lembaga dakwah Islam Indonesia.

Mudah mudahan salah satu pilar kebangsaan yang didengungkan oleh para pemimpin kita, bisa kami terapkan dan kami realisasikan, karena saya sadar bahwa saya adalah produk kompromi dari ketiga kelompok organisasi besar keagamaan tersebut, sebab hampir mayoritas didesa kami adalah kelompok keagamaan,” terangnya kata Imam Widodo.

Pada tahun pertama sebelum ada pandemi di bulan agustus 2019 kami bisa laksanakan slot gacor ivent karnaval dengan meriah dan hal itu bisa anda lihat  di chanel youtube dan InsyaAllah bisa komparasi dengan desa desa terdekat di wilayah kecamatan Ampelgading.

Artinya bahwa momentum itu adalah menunjukan ajang silaturahmi masyarakat kebagusan yang sebelumnya terkotak-kotak katakanlah begitu (walaupun itu pandangan subjektif) dan kita rekatkan, kita satukan kembali.

Paling tidak dengan kegiatan kebersamaan itu, kami selaku pemdes bisa memberikan  panggung kehormatan kepada semua masyarakat desa kebagusan, disana ada kepala desa, ketua ormas dari ketiga tiganya dan tokoh masyarakat, dimana beberapa puluh tahun sebelumnya melewatkan momentum tersebut.

Padahal masyarakat kecil pada umumnya tentu ingin memeriahkan 17 agustus dengan hal sederhana dengan pawai dan berkarnaval bersama dan yang lain sebagainya.

Program program pembangunan desa, baik skala fisik maupun non fisik InsyaAllah sesuai kearifan lokal, dan kebijakan kami juga untuk mengangkat warga, kelompok, lingkungan yang kurang mampu, itu kami lebih kedepankan tanpa melihat latar belakang dari kelompok kelompok itu (mohon maaf) baik yang mendukung ataupun tidak mendukung.

Alhamdulillah kesepakatan kebijakan tersebut tidak mengintervensi kelangsungan dari jalannya pemerintahan desa. Jadi membangun adalah sama prinsipnya dengan mengangkat dari yang lemah dan mensejajarkan dengan yang semestinya, kondisi tersebut itulah Esensi dari berjalannya pembangunan skala fisik maupun non fisik di desa, agar kesenjangan sosial masyarakat bisa dihindari.

Terkait dengan isu kekinian

Covid 19 dan pandemi serta vaksinasi, kita melihat ini semua ada, dan itu bukan isu nasional atau daerah tapi itu adalah situasi dan kondisi global, dan tentunya perihal penanganannya dan penanggulangannya dengan anggaran dari APBN.

Sesuai dengan intruksi Presiden, vaksinisasi ini dilaksanakan secara simultan dipercepat guna bisa menekan penyebaran virusnya bisa ditekan dengan percepatan vaksin, dan secara khusus itu bukan keberhasilan kami tentunya, tapi dengan memberikan informasi dan himbauan dari Pemdes kepada masyarakat kami, hingga akhirnya  masyarakat menjadi relative sadar akan prokesnya.

Dan ada hal yang tidak kalah penting yang bisa saya perlu sampaikan bahwa bahwa kehadiran Pak Camat dan Sekcam pada saat musyawarah desa bahwa secara khusus kondisi desa Kebagusan dikualifikasikan mendekati  Demokratis ketika dalam hal sosial masyarakatnya dengan segala musyawarahnya dan rembugnya yang melibatkan semua elemen dari masyarakat luas mulai dari yang berpendidikan dan unsur lainnya baik yang mendukung ataupun tidak mendukung.

Karena apapun dalam penyelenggaraan Pemerintahan desa harus terbuka sesuai koridor yang ada, dalam artian bahwa musyawarah desa atau hal hal informasi lainnya kami buka seluas luasnya kepada semua warga desa.

Dan informasi sekecamatan (tanpa mengurangi rasa hormat saya kepada Pak Camat) bahwa didesa kebagusan landai menurun dan tidak ada kasus Isolasi mandiri atau yang lainnya.

Namun demikian informasi dari bidan desa bahwa vaksin ini sedang digenjot rupanya, dan sedang dikonsentrasikan dan dilaksanakan di Puskesmas kecamatan.

Pemimpin adalah pelayan masyarakat, pemimpin harus tahu kebutuhan dari kondisi real masyarakat, yang terpenting lagi ketika pemimpin ingin berlaku adil dan dari prespektif agama islam kalo melewati apa yang kita tahu namanya jembatan Siratal mustakim akan mudah kita lewati, tapi bila tidak adil akan mudah terjungkal di jembatan siratal mustakim. Artinya keadilan adalah keNiatan untuk memberi pelayanan terbaik kepada seluruh masyarakat adalah yang utama pungkas Imam dalam wawancara kami.

Informasi tambahan dari penulis

Desa Kebagusan terletak di sebelah barat Sungai Comal dan sebelah utara Jalan Raya Pantura. Desa yang berbatasan dengan Desa Jatirejo dan Desa Sidokare ini pun ada sebagian wilayahnya yang berada di seberang timur Sungai Comal yang diberi nama menjadi Dukuh Kebagusan Pulo. (Eko Budiarto).