Pemalang IKHLAS Pemalang AMAN

Pemalang IKHLAS Pemalang AMAN

Penulis: Eko B Art

Narasi masa tunggu dua hari untuk keperluan ego dan seruan nafsu

Dari Abu Sa’id Al-Khudri radhiyallahu ‘anhu, ia berkata, “Aku mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ‘Barangsiapa dari kalian melihat kemungkaran, ubahlah dengan tangannya. Jika tidak bisa, ubahlah dengan lisannya. Jika tidak bisa, ingkarilah dengan hatinya, dan itu merupakan selemah-lemahnya iman.” (HR. Muslim) [HR. Muslim, no. 49]

Pemalang | Bila kamu melihat kejahatan cegahlah dengan tanganmu, bila tidak mampu cegahlah dengan ucapanmu, dan bila itu juga tidak mampu cegahlah dengan hatimu, dan itulah selemah lemahnya iman.

Derasnya kata boikot dan PTUN hal yang sedang viral di kolom media sosial dan di media pers di Kabupaten Pemalang. Ada apa ini dengan para pemangku jabatan di daerah kami, semua semangat angkat bicara atas nama kepentingan. Menunggu waktu yang tepat untuk upaya keuntungan dari keadaan. Mengapa gaduh riuh selalu hadir dalam keputusan besar untuk melegalkan atas nama jabatan.

Pemegang pucuk kepemimpinan selalu perlu orang-orang yang solid Setia dan punya integritas untuk menjalankan sistem kepemimpinannya, sekalipun pro dan kontra itu akan tetap selalu ada. Pemegang perwakilan Atas Nama Rakyat selalu butuh personal penghubung dalam mengembuskan ide dan kepentingannya kepada pemegang pucuk kepemimpinan. Bukan berarti harus mengancam untuk alasan yang membuat gaduh jalannya sistem pemerintahan. Kami hanya melihat dari kejauhan, Ada apa dengan kalian?

Bila pemegang kepemimpinan dan pemegang perwakilan adalah seperti dua sisi mata koin uang, maka kalian adalah dua hal yang berada di tempat yang berbeda namun tidak sanggup berpisah untuk melengkapi nilai tukarnya. Bila kegaduhan ini dibuat oleh mereka yang punya kepentingan, maka jalan pertama adalah pemegang kepemimpinan yang merubah dengan tangannya. Bila tangan kepemimpinan tidak bisa merubah kegaduhan maka kegaduhan dan kejahatan akan dirubah dengan ucapan oleh pemegang perwakilan.
Bila keduanya tidak sanggup merubah apapun, maka dengan diam dan doa yang akan merubahnya, dan itu akan menjadi hal akhir dari solusi semua persoalan. Sudah pasti rakyat akan mengambil sikap dan peran dengan ataupun tanpa diperintahkan.

Maka Menjaga lidah lebih mulia daripada bersuara tapi memperkeruh suasana. Jangan mengambil dari keuntungan masa tunggu. Jangan membuat keruh bila seharusnya dalam masa tenang. Dan jangan mengancam bila belum menjadi keputusan, sebab segala sesuatu belum tahu terangnya keadaan maka diperlukan hati yang jernih untuk membuka mata batin agar bisa melihat sebenarnya dari keadaan. Mari bersama kita berdoa untuk harapan terbaik dari keputusan pemimpin di daerah kita, dan jangan terlalu sering berteriak, sebab bila terlalu sering berteriak, maka kita tidak akan bisa mendengar sesuatu yang baik yang datang dari luar diri kita. Pemalang AMAN Pemalang IKHLAS. (Eko B Art)