7 Tips Menumbuhkan Keberanian pada Anak Pemalu, Yang Bisa Kamu Coba

7 Tips Menumbuhkan Keberanian pada Anak Pemalu, Yang Bisa Kamu Coba

Gerbangindonesia.org – 7 Tips Menumbuhkan Keberanian pada Anak Pemalu, Yang Bisa Kamu Coba. Beberapa anak mungkin merasa malu dengan mudah ketika menghadapi situasi baru. Hal ini sebenarnya cukup lumrah dan wajar terjadi. Namun, agar rasa malu anak tidak mengganggu kehidupan sosialnya, orang tua perlu membantu menumbuhkan keberaniannya.

Sebenarnya tidak ada salahnya jika anak memiliki sifat pemalu. Anak pemalu biasanya lebih mandiri, bijaksana, dan mudah berempati. Hanya saja, anak yang terlalu pemalu bisa mengalami kesulitan dalam menjalani hidupnya.

Tips Menumbuhkan Keberanian pada Anak Pemalu

Meski umum terjadi, ada faktor lain yang turut membuat anak menjadi pemalu. Faktor ini bisa jadi karena meniru sifat orang tua, tidak diajarkan bersosialisasi sejak dini, korban perundungan (bullying), dan selalu dituntut untuk menjadi yang terbaik dalam segala hal.

Faktanya, anak pemalu mungkin ingin bersosialisasi, tetapi mereka mungkin merasa takut, tidak yakin, dan tidak tahu caranya. Perlu diketahui, peran orang tua dalam pembentukan karakter anak sangatlah penting.

Berikut ini adalah beberapa hal yang bisa ibu dan ayah lakukan untuk menanamkan keberanian pada anak pemalu:

1. Dorong anak untuk menceritakan hal-hal yang membuat mereka malu

Anak pemalu umumnya merasa enggan untuk bercerita dan menunjukkan kemampuannya. Oleh karena itu, cobalah ajak si kecil untuk mencurahkan isi hatinya untuk mencari tahu apa yang membuatnya malu.

Dengan begitu, Ayah dan Bunda bisa menentukan cara yang tepat untuk mendorong keberaniannya dan melawan rasa malu yang dirasakannya.

Jika orang tua mampu mendengarkan kata hati sang anak, ia pun dapat merasakan bahwa dirinya memiliki tempat untuk mengungkapkan perasaannya. Lambat laun anak juga akan lebih berani dalam berkomunikasi dengan orang lain.

2. Jangan menyebut anak pemalu

Sekalipun dia pemalu, hindari mencapnya sebagai “anak pemalu”. Hal ini justru bisa membuatnya percaya bahwa dirinya seperti apa yang dikatakan orang kepadanya. Beritahu juga orang-orang terdekatnya untuk tidak mengatakan hal yang sama.

Di sisi lain, Ayah dan Ibu bisa mendorongnya untuk lebih berani dengan mengucapkan kalimat-kalimat afirmatif dan suportif setiap kali dia mencoba sesuatu yang baru, misalnya “Wah, anakmu hebat dan berani ya? Hebat!”

3. Hindari memarahi anak

Saat si kecil mulai menunjukkan rasa malu, Ayah dan Bunda tidak boleh memarahi atau mengolok-oloknya. Jangan memaksanya melakukan hal-hal yang dia takuti. Coba pahami dulu perasaannya, ya?

Posisikan sudut pandang Bunda dan Ayah seperti cara si kecil memandang orang dan lingkungan di sekitarnya. Perlahan jelaskan padanya bahwa dia tidak perlu takut. Bunda dan Ayah juga bisa memberikan contoh cara menghadapi situasi yang dihindari Si Kecil.

4. Tempatkan anak dalam situasi sosial

Orang tua bisa turun langsung untuk membantu anak bergaul dengan teman-temannya. Misalnya di acara sekolah, Bunda dan Ayah bisa mulai mengobrol dengan teman-temannya dan mengajak si Kecil untuk berinteraksi dengan mereka.

5. Bangun kepercayaan diri

Bangun keberaniannya untuk berinteraksi dengan orang asing. Misalnya, Bunda dan Ayah meminta bantuan Si Kecil untuk memesankan makanan yang diinginkannya kepada pramusaji saat makan di restoran atau memberinya uang untuk membayar belanjaan di kasir.

Bunda dan Ayah juga bisa mengadakan pesta kecil-kecilan di rumah dan mengundang teman serta orang tuanya agar si kecil terbiasa dengan banyak orang.

6. Tunjukkan rasa percaya diri di depan anak

Jadilah contoh yang baik karena anak sering meniru apa yang dilakukan orang tuanya. Bunda dan Ayah bisa memulainya dari hal yang sederhana, seperti sering menyapa tetangga saat bertemu di jalan atau bersikap ramah kepada orang lain dengan percaya diri. Dengan begitu, Si Kecil bisa mengikuti teladannya.

7. Berikan pujian

Saat anak berhasil menunjukkan rasa percaya diri atau berhasil menyapa orang lain, Bunda dan Ayah bisa memberikan apresiasi untuknya dalam bentuk pujian. Hal ini akan membuat anak merasa telah melakukan sesuatu yang baik dan benar.

Mengatasi rasa malu pada anak memang tidak bisa dilakukan secara instan. Jadi, Bunda dan Ayah jangan memaksa atau memarahi saat Si Kecil masih menjadi pribadi yang pemalu dan belum bisa bersikap berani seperti yang diharapkan oleh Bunda berdua.